Selasa, 16 Maret 2010

YOU IS SIMILER YU TOON


Kelas 2G SMP Negeri 1 Genteng yang terletak disamping Laboratorium IPA sangat gaduh pagi itu. Setelah pelajaran pertama ekonomi koperasi yang diajar oleh Pak Catur, guru yang masih muda dan cakep sekali berakhir, pelajaran selanjutnya bahasa Inggris yang biasanya diajar oleh Pak Budi, orangnya kurus tinggi dan selalu membawa sulak untuk membersihkan meja serta kursi Guru.


Kelas yang gaduh serta merta menjadi sunyi manakala Pak Budi memasuki ruangan kelas 2G. Setelah mengucap salam atau memberi hormat dilanjutkan dengan memeriksa pekerjaan rumah kami semua yang sebenarnya bukanlah pekerjaan rumah melainkan pekerjaan sekolah karena beberapa teman mengerjakan di Sekolah dengan menyalin pekerjaan teman yang lain.


Pada pertemuan kali ini Pak Budi menerangkan tentang tenses present continuous tense atau Beliau katakan waktu sedang berjalan atau sedang dilaksanakan. Aturan bakunya adalah :


S + to be + V ing + Ket


Yang tergolong sebagai S atau Subyek adalah I, You, He, She, They, We, It dan yang tergolong to be adalah am, is, are sedangkan V ing adalah kata kerja bentuk pertama ditambah kata ing misalnya reading, writing, playing, swimming dan keterangan bisa keterangan tempat misalnya in the classroom atau in the market. Setelah Pak Budi menerangkan dengan sangat jelas disertai beberapa contoh giliran siswa menyalin atau mencatat beberapa keterangan yang tertulis di papan tulis.


Setelah siswa selesai mencatat, pelajaran dilanjutkan dengan tanya jawab. Para siswa disuruh memberi contoh atau menyebutkan kalimat tentang simple present tense. Pak Budi menyebutkan Subyeknya dan para siswa yang bisa atau dapat memberi contoh akan mengacungkan jarinya kemudian melanjutkan kalimat atau subyek yang dikatakan oleh Pak Budi.

Pak Budi : I …..( who can do ). Beberapa siswa mengacungkan jarinya. Please Rini.

Pak Budi menyuruh Rini.

Rini : Iam studying english now.

Pak Budi : Very good. The next, He ……..

( who can do ). Beberapa siswa mengacungkan jarinya. Please Sujud.

Pak Budi menyuruh Sujud.

Sujud : He is reading a nick carter book in the classroom.

Pak Budi : Very good. The next, Mother ……..

( who can do ). Beberapa siswa mengacungkan jarinya. Please Anton.

Pak Budi menyuruh Anton.

Anton : Mother is shopping in the market.

Pak Budi : exelent. The next, You ……..

( who can do ). Beberapa siswa mengacungkan jarinya. Please Fauzan.

Pak Budi menyuruh Fauzan.

Fauzan : ……….. ( diem sejenak seakan berfikir, didengarnya Sujud dan Anton

memakai to be is, dengan sangat yakin fauzan menjawab )

You is writing a letter on the table

Pak Budi : Fauzan …. , kalau kamu rangkaikan You dengan is menjadi you is maka

selanjutnya adalah Yu Toon, Yu Sri, Yu Sum, …..

Siswa lain : gerrrrrrrr …. wk ... wk… wk… Semua siswa kontan tertawa dan Fauzan

tersipu-sipu.

Pak Budi : Jika You to be nya bukan is tetapi are…..

Silakan di ulang.

Fauzan : You are writing a letter on the table.


Jam tanda istirahat berdentang, pelajaran bahasa inggris yang penuh kesanpun berakhir sudah. Yang teringat dalam benakku adalah You is bisa similer dengan Yu Toon.

Senin, 01 Maret 2010

AYO BELAJAR ALA SMART

Kalian tentunya pernah mendengar atau membaca tulisan atau istilah smart. Di ruang tunggu Bank tertulis pelayanan smart, pada buku matematika tertulis smart solution, pada lembaga bimbingan ada metode smart. Sebenarnya apa sih smart itu? Menurut kamus Bahasa Inggris smart bisa berarti sangat cerdas atau di atas cerdas atau bisa juga kita mengistilahkan sebagai more than clever. Tetapi ternyata smart adalah kependekan dari Specific, Measurable, Achievable, Reasonable, Time-phased. Untuk lebih jelasnya bisa disimak paparan berikut.

Pertama Specifik artinya tertentu atau khusus atau khas. Boleh dibilang tujuan kita harus tertentu, khusus, dan bila perlu jelas dan khas. Dalam matematika adalah penyelesaian yang khusus atau unik tapi mudah dipahami. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus punya tujuan yang khas misalnya untuk apa kita belajar, untuk apa kita hidup, untuk apa kita bekerja dan sebagainya. Tiap orang tentunya akan berbeda-beda menjawabnya karena tujuan setiap orang adalah berbeda. Dan jika kita sebagai seorang muslim maka tujuan kita hidup adalah beribadah kepada Allah, sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Quran surat Adz Dzaariyaat ayat 56 yang artinya tidaklah aku jadikan jin dan manusia kecuali menyembah kepadaku. Kita belajar atau menuntut ilmu adalah ibadah. Ibadah akan diterima oleh Allah jika dikerjakan dengan ikhlas dan hanya mengharap ridho dari Allah.

Kedua Measurable artinya bisa diukur. Maksudnya bisa diukur sampai dimana keberhasilan dari tujuan yang ingin dicapai. Misalnya tujuan kita belajar adalah agar tahu atau mengerti, sampai dimana kriteria mengerti itu. Kalo tujuan belajar adalah untuk ibadah dan ingin mendapat wawasan, maka itu pun harus terukur. Misalnya, apa yang bisa didapatkan dari belajar, memuaskan atau tidak kalo sudah sampe level tertentu yang sudah direncanakan. Sebelum kita melakukan sesuatu tentunya kita membuat rencana terlebih dahulu, dari rencana tersebut dapat kita lihat atau ukur tingkat keberhasilan dari rencana-rencana atau program-program kita. Jadi walau hanya belajar juga harus terprogram atau terencana.

Ketiga Achievable artinya dapat dicapai. Hal ini lebih mudah jika dihubungkan dengan target-target yang ingin dicapai ketika menyusun sebuah rencana atau program. Ketika kita menyusun rencana maka kita tentukan juga target apakah yang harus tercapai dalam kurun waktu tertentu. Tentukan pencapaiannya. Misalnya, kalo belajar sekian minggu kita bisa apa. Dengan model atau cara belajar tertentu apa yang kita harapkan atau inginkan. Nah, di sinilah perlunya kita membuat ukuran agar target-target yang kita inginkan benar-benar bisa tercapai. Nggak usah muluk-muluk, yang penting disesuaikan dengan kemampuan kita.

Keempat Reasonable bisa diartikan layak, pantas, dan masuk akal. Maksudnya adalah jika dikaitkan dengan perencanaan maka apakah rencana atau program kita tersebut layak atau masuk akal ataukah hanya sekedar program asal-asalan. Sehingga dalam membuat program juga harus cermat. Jangan sampai ketika kita membuat program terlalau muluk-muluk dan nampak tidak masuk akal. Misalnya jika kita ingin sukses dalam ujian nasional, maka kita membuat program akan belajar setiap hari mulai jam 18.00 sampai jam 24.00. Jelas tidak masuk akal, otak kita sudah lelah untuk diajak berpikir sekian lama.

Kelima Time-phased artinya menentukan tahapan-tahapan waktunya. Maksudnya kapan memulai, kapan mencapai klimaks, dan kapan mengakhiri. Tahapan-tahapan ini harus jelas dan bila perlu dibuat grafik supaya jelas tergambar semua urutan waktunya. Contoh mudah jika kita sebagai siswa adalah menyusun jadwal belajar untuk sukses ujian nasional. Disusun tahap-tahap kapan mulai belajar, terus materi apa saja yang harus dipelajari, kapan belajar materi kelas 7, belajar materi kelas 8 serta materi kelas 9. Semua disusun atau ditulis dengan rapi bisa berbentuk grafik atau tabel. Dengan membuat jadwal yang baik diharapkan kita dapat belajar sesuai rencana dan teratur tentu saja.

Nah sekarang setelah membaca tentang SMART, cobalah kalian berusaha untuk sukses ujian nasional yang dimajukan jadwal pelaksanaannya dengan cara smart. Semoga semua sukses mencapai ujian nasional. Amien.

Senin, 28 Desember 2009

KISAH KASIH DI SEKOLAH

Kulangkahkan kaki memasuki ruang kelas I F, kelas masih sepi. Anak-anak kelas 2 baru saja pulang, debu masih bertebaran di ruang kelas, sedangkan anak kelas satu belum ada yang datang, hanya aku seorang diri. Ruang kelas 1 F terletak pada deretan sebelah timur paling utara dekat dengan mushola yang biasa digunakan anak-anak kelas 1 untuk sholat asyar karena memang kelas 1 kebagian masuk siang. SMP Negeri 1 Genteng ruang-ruang kelasnya bisa dikatakan membentuk huruf O. Bagian selatan ada 3 ruang kelas yang ditempati kelas 3, sedang deretan sebelah barat adalah berturut-turut ruang Kepala sekolah, ruang guru dan ruang tata usaha kemudian dipisahkan oleh laboratorium IPA dan dilanjutkan ruang kelas untuk kelas 2. Sebelah utara hanya 2 kelas juga ditempati kelas 2 yang ujungnya ada mushola. Deretan sebelah timur ada banyak ruang kelas, sebelah utara untuk kelas 2 dan bagian selatan untuk kelas 3. Kelas 1 masuk pada siang hari dan menempati ruang-ruang disebelah utara.
Udara sangat panas siang ini, setelah menaruh tas aku bergegas keluar kelas, diluar udara lumayan segar karena angin bertiup sepoi-sepoi diantara pohon flamboyan yang sedang berbunga. Samar-samar kudengar seseorang memanggil namaku, kucari asal arah suara tersebut. Abdullah anak kelas 1 B melambaikan tangan kearahku, akupun membalas lambaian tangannya, akhirnya kami bertemu ditengah halaman karena memang kebetulan kelas 1 F dan kelas 1 B saling berhadapan dan ditengah ada halaman yang biasa kami pakai untuk upacara bendera. Abdullah menyampaikan buku sejarah karangan J. Larope yang kemarin dulu dipinjamnya. “ nih kukembalikan bukumu, hati-hati bawanya, didalam ada isinya lho” pesannya. Kuterima buku itu dan kuintip sela-selanya, hatiku berdegup kencang sambil seribu tanya berkecamuk di dada. Sepucuk surat bersampul merah jambu terselip diantara lembaran-lembaran buku sejarah.
Aku kembali kekelas dan menyimpan surat tersebut diantara buku-buku tulisku. Pelajaran jam pertama geografi yang mengajar Bu Farida. Diterangkan macam-macam sungai. “berdasar asal mata airnya sungai dibedakan menjadi tiga, ada sungai hujan, sungai gletsyer dan sungai campuran”. Selanjutnya tentang curah hujan. “Kemudian berdasar banyaknya curah hujan, hutan dibedakan menjadi hutan hujan tropis, hutan musim, sabana, stepa”. Aku menyimak dan menatap papan tulis lekat-lekat, tetapi pikiranku tidaklah konsentrasi pada keterangan Bu Farida, melainkan ingin segera pulang dan membaca sepucuk surat tadi, siapakah pengirimnya. Jelas bukan Abdullah karena dia juga bilang bahwa dia hanya sekedar dititipi. Jam pelajaran terakhir hari itu terasa sangat lama, pelajaran kesenian oleh Pak Isnandar. Anak-anak disuruh menggambar bebas, aku paling tidak bisa menggambar bebas, aku kurang punya kreatifitas. Jika menggambar macam-macam warna atau menggambar benda tiga dimensi aku masih bisa.
Akhirnya bel tanda pelajaran usai berdering juga, saat yang paling kutunggu-tunggu pada hari itu. Aku bergegas mengemasi buku-buku dan segera menghambur keluar kelas. Sesampai rumah azan magrib tepat berkumandang, maka aku segera mandi dan melakukan sholat magrib. Seperti biasa setelah makan malam aku belajar atau sekedar menyiapkan buku untuk pelajaran esok atau sekedar mengerjakan PR. Sambil pura-pura mencatat aku buka surat bersampul merah jambu tadi dengan tangan sedikit gemetar. Langsung mataku menatap pengirim surat tertera pada bagian akhir surat, tertanda Fauzan. Oh… ternyata yang mengirim adalah Fauzan. Kubaca kalimat-demi kalimat..

Ditengah malam yang sunyi
Kucoba tuk menuliskan apa yang selama ini kurasa
Mungkin bulan tersenyum mengejekku
Tapi kuberanikan juga kutulis rangkaian kata ini untukmu
Sejak pertama kali melihatmu
Aku benar-benar tak bisa melupakanmu
Bayang-bayang senyummu senantiasa mengikutiku
Sebenarnya sudah kucoba tuk melupakanmu
Tapi
Semakin kucoba semakin rasa ini menyiksaku
Dengan goresan pena ini
Ijinkanlah ku utarakan rasa yang selama ini membuncah di dada
Rinii… aku sungguh sangat mengagumimu
Aku sungguh sangat ingin engkau menjadi kekasihku
Aku harap kaupun punya perasaan yang sama denganku
Aku sangat menunggu jawab darimu
Tidaklah perlu kau jawab sekarang
Pikirkan dulu sebelum mengambil keputusan
Aku tunggu paling lama satu minggu dari sekarang.
Salam’

Fauzan
Yang sangat mengagumimu

Kulipat kembali surat itu dan kusimpan diantara tumpukan buku-buku dengan sangat rapi, jangan sampai ibuku memergokinya. Bisa-bisa aku akan mendapat kuliah subuh sampai maghrib. Aku tidak konsentrasi untuk mengerjakan PR matematika dari Pak Kasito, padahal pekerjaanku tadi siang tentang jaring-jaring kubus sempat menjadi bahan tertawaan karena aku membuat jaring-jaring pada kertas berpetak kemudian kugunting dan kutempel pada buku tulis dan selanjutnya kutulisi ja – ring2 … ku … bu … ja …. Ring2 … kemudian beliau memanggilku dengan sebutan Ring2. Malam ini aku harus membuat lagi jaring2 kubus tersebut. Tapi biarlah, besuk pagi masih ada waktu, toh aku masuk siang.
Sebenarnya tanpa berpikir aku sudah tahu apa yang akan aku sampaikan pada Fauzan. Aku sudah sangat mengenalnya dan sering bercakap-cakap dengannya. Hal itulah mengapa aku bisa dengan mudah memberikan keputusan. Fauzan terlalu banyak cakap. Gosip yang beredar dikalangan anak perempuan Fauzan kata-katanya gak bisa dipegang, suka ngelantur kemana-mana. Bagiku sih hal itu tidak terlalu bermasalah, justru yang bermasalah adalah kalau diajak bicara Fauzan suka susah nyambung. Jadinya yang ngajak bicara jadi gregetan. Beberapa istilah kadang dia gak tau, beberapa info terbaru apalagi, sehingga kalau diskusi ma Fauzan jadi kurang seru.
Diam-diam aku sebenarnya lebih merhatikan Si Fakhri teman Fauzan, dia lebih nyambung kalau diajak bicara. Bicara dengannya terasa mengasyikkan dan serasa lupa waktu. Apapun topik pembicaraan dia selalu bisa mengimbangi, walau kadang kami berselisih paham tapi akhirnya ada titik temunya juga. Tapi sayangnya aku gak tau bagaimana perasaan dia terhadapku. Gosip yang beredar di kelas, dia tengah naksir teman sekelasnya. Ya sudahlah, akan kusimpan rasa ini dalam-dalam, suatu saat kalau Tuhan mengijinkan pastilah kami saling bisa berbagi rasa.
Seminggu berlalu, dan akupun harus membalas sepucuk surat fauzan. Kemarin Abdullah juga sudah menanyakan, sedang fauzan sendiri ketika bertemu malah diam saja, seolah tidak merasa bahwa dia telah berkirim surat padaku. Disela-sela belajarku kutulis surat balasan untuk fauzan


Fauzan temanku yang baik
Suratmu sudah kubaca dan kupahami isinya
Aku sangat berterimakasih
Atas perhatianmu padaku selama ini
Tapi maafkan aku
Bukanya aku membencimu
Tapi aku tidak bisa membalas perasaanmu padaku
Rasa itu tidak bisa dipaksakan
Rasa itu harus tumbuh dengan sendirinya
Aku yakin
Coba kau renungkan kembali
Mungkin saja rasa itu salah tumbuh dihatimu
Aku selalu berdoa untukmu
Semoga kau segera mendapatkan
Gadis yang serasa denganmu
Dan aku yakin
Seiring berjalannya waktu
Kau akan bisa menghapus bayangku

Temanmu
Rini Astuti

Kulipat surat dengan rapi berbentuk kemeja. Kusampul warna putih yang bersih, sebersih hatiku padanya. Keesokan siang kuberikan surat itu yang kumasukkan pada buku Bahasa Indonesia. Aku gak bilang pada Abdullah tentang isi surat itu, biarlah dia tau dari Fauzan sendiri, toh mereka bersahabat. Hatiku lega setelah membalas surat Fauzan.
Sebenarnya aku kurang suka untuk saling berbagi rasa atau istilah waktu itu adalah pacaran. Menurutku lebih banyak ruginya ketimbang untungnya. Kemarin dulu Si Jumroh menangis karena diputusin sama Joko. Kalau cinta atau rasa hanya seumur jagung, bisa-bisa setahun nangis tiga kali. Apalagi jika rasa seumur bunga mawar, tiap minggu ganti pasangan maka bisa dipastikan tiap minggu menangis. Kemarin sudah terbukti, aku jadi tidak konsen sama sekali pada pelajaran hanya gara-gara surat merah jambu. Lha kalau tiap minggu dapat surat, bagaimana dengan nilai-nilaiku nantinya. Hanya dengan berprestasi aku bisa membuat bangga kedua orang tuaku. Masih banyak waktu, aku yakin saat-saat indah dalam hidupku masih ada.
Kisah-kisah manis semasa smp memang selalu indah untuk dikenang, apalagi yang berhubungan dengan kisah kasih asmara. Ada hal yang lucu ada pula hal yang menyakitkan, bagaimanapun juga itu adalah bagian dari perjalanan hidupku........

Senin, 21 Desember 2009

TANTANGAN BAGI PENDIDIK DI ERA DOMINASI FACEBOOK

Saat ini banyak sekali diselenggarakan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) atau bagi Sekolah Standar Nasional menyelenggarakan kelas Billingual. Pembelajaran pada Sekolah-Sekolah tersebut dibedakan pada proses belajar mengajar dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pada mata pelajaran Matematika dan IPA (MIPA) dan penguasaan ICT. Sehingga pada kelas billingual dan kelas RSBI dapat dipastikan semua siswa lebih menguasai Bahasa Inggris dan menguasai ICT atau pengoperasian komputer. Untuk penguasaan Bahasa Inggris sampai sejauh ini belum ada dampak negatif yang nampak, tapi untuk penguasaan ICT walau nampak dampak positifnya akan tetapi dampak negatifnya juga menghawatirkan.
Dampak negatif yang dimaksud antara lain mewabahnya facebook. Saat ini hampir semua orang mengenal facebook, mulai pelajar sampai orang dewasa. Ada apa sebenarnya di dalam facebook? Kenapa semua orang gandrung atau seneng facebook?
Dari tampilan awal ketika membuka facebook nampak slogan atau iklan bahwa dengan facebook anda akan terhubung dengan semua teman diseluruh penjuru dunia. Para orang dewasa saling berteman di facebook, ada teman baru akan tetapi ada pula teman lama maksudnya teman dimasa kecil dulu. Di facebook kita dapat saling berkirim pesan, berkirim foto bahkan berkirim video. Biasanya yang menarik adalah saling berkomentar pada dinding facebook. Bila kita sudah memberi komentar, biasanya akan ganti diberi komentar oleh teman kita, nah dengan adanya komentar-komentar itulah yang biasanya kita menjadi gandrung sama facebook, karena setiap saat kita selalu ingin membuka facebook untuk dapat membaca komentar teman-teman kita. Selama yang penulis ketahui, komentar-komentar tersebut juga hanya berkesan iseng belaka walau ada juga yang bermutu semacam info-info atau artikel ringan. Sekitar bulan agustus lalu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melarang penggunaan facebook pada saat jam kerja karena disinyalir banyak pegawai yang berfacebook ria ketika pada jam kerja, tentu saja hal ini dapat menurunkan kinerja para pegawai disamping mengganggu akses pengolahan atau pengiriman data, akses data menjadi lambat. Demikian juga yang terjadi dikalangan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, beberapa minggu lalu juga melarang para pegawai membuka facebook (on line) pada jam kerja karena mengganggu akses pengiriman data. Facebook dikalangan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) juga tidak jauh berbeda dengan facebook dikalangan orang dewasa. Para siswa saling mengkomentari siswa lain atau membicarakan Guru-guru mereka dengan sedikit dibumbui hal-hal yang lucu dan agak melecehkan. Bila salah satu dari teman juga sedang membuka facebook atau istilahnya juga sedang on line, maka antar teman bisa saling berkomunikasi atau istilahnya chating. Bila sudah chating biasanya jadi lupa waktu, tentu saja waktu untuk belajar atau mengulang materi yang telah disampaikan di sekolah menjadi berkurang akibat lupa waktu di Warnet. Bagai buah simalakama, guru memberi tugas mencari literatur di internet untuk melengkapi materi yang ada disekolah agar lebih luas, akan tetapi para siswa malah berfacebookria, jika tidak mencari literatur di internet maka pengetahuan tentang materi menjadi sempit. Hal ini merupakan tantangan bagi para Guru atau pendidik. Saat ini para Guru juga harus menguasai ICT, bahkan di Koran Pendidikan edisi 280 tertulis artikel yang berbunyi “ Guru Tua akan tergilas jika tidak kuasai Billingual dan ICT”. Diharapkan para Guru menguasai atau mampu mengoperasikan komputer, mampu membuat program pembelajaran dengan ICT misalnya program powerpoint atau Flash untuk lebih memudahkan siswa memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Diharapkan para Guru juga mempunyai Blog, sehingga materi-materi atau lembar kerja dapat di masukkan (upload) di blog jika sewaktu-waktu siswa membutuhkan dapat mengambil (dowload). Para guru harus kreatif dalam membuat atau menyusun rencana pelajaran dengan menarik serta mengisi blognya dengan menarik pula, bila perlu untuk Guru Matematika bisa memberi permainan yang edukatif pada blognya. Peran orang tua juga tidak kalah penting, karena para siswa lebih lama berada di rumah dibanding berada di sekolah. Orangtua harus mengontrol, apa saja yang dilakukan putra-putrinya ketika pergi ke warnet? Untuk berapa lama? Semoga sedikit tulisan ini memberi wacana tentang facebook dengan kelemahan dan kelebihannya.

Sabtu, 12 Desember 2009

UD’KHULUU FISSILMI KAAFFAH

MASUKLAH KAMU KEDALAM ISLAM SECARA KESELURUHAN

Akhir-akhir ini sering kita baca di media masa adanya tindak pelecehan seksual terhadap kaum wanita. Paling tidak ada 3 berita yang sempat saya baca, yang pertama adalah perkosaan yang dilakukan penegak hukum terhadap tahanan wanita remaja. Ingat saya terjadi di kota malang. Kedua adalah perkosaan yang dilanjutkan dengan pembunuhan terhadap pasangannya yang dilakukan oleh kepala SLB terhadap gadis tunarungu. Dan yang terbaru adalah perkosaan yang dilakukan oleh seorang Kades di kabupaten Malang terhadap warganya yang belum menikah. Sebenarnya masih banyak lagi kasus serupa yang tentu saja belum saya baca. Saya tertarik untuk membicarakan atau sedikit memberi komentar terhadap ketiga pelaku tersebut. Kita ketahui bersama bahwa kesamaan ketiga pelaku adalah sama-sama orang terhormat atau orang yang bermartabat dan tentu saja mengenyam pendidikan yang cukup, tetapi mengapa melakukan tindakan yang kurang terpuji bahkan mencoreng nama baik korp atau jabatan. Serang teman saya sempat berkomentar terhadap Kepala SLB, bahwa dia secara tidak langsung juga melecehkan istrinya yang sah, karena dia telah berhubungan intim dengan gadis tunarungu. Jika kita sebagai penganut agama islam, hubungan suami istri yang tidak ada ikatan pernikahan disebut zina, walaupun dilakukan atas dasar perkosaan ataupun atas dasar suka sama suka, dan dalam Al-Qur’an surat Al-Israa ayat 32 disebutkan bahwa : dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Bila kita pahami secara seksama jelaslah bahwa mendekati saja tidak boleh, apalagi jika melakukan. Dan barang siapa yang melanggar perintah Allah tentu saja mendapatkan dosa. Jangan sampai ayat tersebut kita plesetkan menjadi : kalau mendekati memang tidak boleh tetapi kalau melakukan tidak apa-apa. Seperti halnya kalau kita melarang anak kita jangan pulang terlalu larut malam, tetapi anak kita yang bandel malah pulangnya pagi hari, tentunya bukan itu yang kita harapkan. Ketika saya mengikuti pengajian pada suatu masjid, kata Ustad ada 6 siksaan bagi pelaku zina, 3 siksa di dunia yaitu: Hilang kewibawaan, Mewarisi kefakiran ato menjadi fakir dan mengurangi umur. Sedangkan yang 3 siksaan akan diterima diakhirat kelak yaitu: Membuat Allah marah atau berdosa, proses hisabnya lama ato lambat dan kekal di neraka. Bila siksaan tersebut kita ulas sudah jelas sekali, pertama hilang wibawa, jelas para pelaku sudah menjadi orang yang kurang terhormat karena semula menjadi pejabat kemudian berganti menjadi terdakwa atau bahkan menjadi narapidana, tentu saja gajinya berkurang karena sudah dikeluarkan dari pekerjaan atau dipecat sehingga menjadi fakir, bisa saja karena mental tidak siap akhirnya depresi atau menjadi bunuh diri sehingga umurnya juga berkurang. Sedangkan siksa di akhirat jelas kekal di neraka karena kalau kita hidup di Indonesia sebagai negara Pancasila tidak ada qisos bagi pelaku zina, kalaupun pelaku dihukum dengan jalan dipenjara belumlah dapat menebus dosanya dihadapan Allah, walaupun secara hukum masyarakat atau hukum pemerintah sudah setimpal. Maka dari itu saya menghimbau atau mengajak untuk mendalami islam secara menyeluruh (kaaffah) jangan setengah-setengah, seperti halnya pada Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 208 yang artinya : Hai orang yang beriman masuklah kamu kedalam islam secara keseluruhan (kaaffah), dan janganlah kamu turut langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Saya yakin jika ketiga pelaku di atas kebetulan beragama islam, tentunya belum memahami islam secara menyeluruh sehingga mudah dipengaruhi oleh syaitan. Selain itu kita sebagai orang islam tentunya diharapkan selalu melaksanakan rukun islam yang lima yaitu: membaca dua kalimat syahadat, melaksanakan sholat, membayar zakat, melaksanakan puasa dan menunaikan ibadah haji jika mampu. Dari kelima rukun islam tersebut biasanya jarang dilakukan adalah rukun kedua yaitu melaksanakan solat lima waktu. Dalam hadist disebutkan bahwa yang pertama kali dihisab atau dihitung oleh Allah di hari perhitungan nanti adalah masalah sholat. Mari kita refleksi diri kita masing-masing, sudahkah kita melaksanakan solat lima waktu dengan khusuk dan tuma’ninah? Dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabutt ayat 45 disebutkan : Dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Jelaslah kalau kita rajin sholat lima waktu tidaklah mungkin kita bisa melakukan perbuatan zina karena zina adalah perbuatan yang keji sedangkan sholat mencegah perbuatan yang keji.
Saya juga menghimbau kepada para pimpinan atau atasan agar mengadakan kegiatan yang bersifat amar ma’ruf nahi mungkar atau kegiatan semacam siraman rohani agar para penganut agama dapat lebih khusuk atau istiqomah dalam melaksanakan ajaran agamanya. Saya yakin jika sering diingatkan oleh ustad, insyaallah akan semakin takut untuk melakukan perbuatan dosa. Batu saja yang ditetesi air terus menerus semakin lama makin cekung atau berlubang, apakah hati manusia yang lebih lembut bila ditetesi ayat-ayat Al-Qur’an tidak bisa luluh? Semoga.

Senin, 30 November 2009

PROBLEM POSSING JUGA EFEKTIF UNTUK PONDOK ROMADON

Saat memasuki bulan Romadhon hampir semua Sekolah melaksanakan kegiatan Pondok Romadhon. Ada yang melaksanakan pada awal bulan Romadhon setelah libur awal puasa ada yang melaksanakan pada tengah bulan Romadhon dan ada pula yang melaksanakan pada akhir bulan Romadhon atau mendekati saat libur hari raya. Kegiatan pada Pondok Romadhon juga bervariasi pada lamanya pelaksanaan, ada yang melaksanakan selama dua hari untuk satu kelas paralel, ada yang melaksanakan hanya satu hari dan ada pula yang melaksanakan dengan bermalam di Sekolah. Materi yang diberikan juga berbeda antar sekolah yang satu dan yang lain walau ada persamaan untuk materi-materi tertentu antara lain tentang tadarus Alqur’an, pengumpulan zakat fitrah, hikmah puasa, adab atau akhlak.
Di Sekolah saya juga melaksanakan pondok Romadhon yang pelaksanaannya dilakukan tengah bulan Romadhon. Saya sebagai guru mata pelajaran matematika dan kebetulan untuk tahun ini ditunjuk sebagai pemateri pada kegiatan pondok Romadhon. Materi yang akan saya sampaikan adalah tentang Puasa. Saya pelajari semua buku-buku atau sumber-sumber yang menerangkan tentang puasa, bagi saya mengajar yang berkaitan dengan masalah Agama lebih sulit karena sumbernya bermacam-macam dan kadang pula ada hadist yang lemah meriwayatkannya. Kebetulan saya kebagian jam pertemuan yang agak siang atau menjelang siang yaitu sekitar jam 10.30 WIB. Saya masuki kelas dan saya ucapkan salam. Saya sampaikan materi dengan metode tanya jawab. Saya kurang tahu penyebabnya, apakah pertanyaan saya terlalu sulit, ataukah pertanyaan saya kurang bisa dipahami, ataukah siswa-siswa saya sudah lelah atau bahkan perutnya terasa lapar. Yang pasti, metode tanya jawab saya tidak berlangsung sesuai harapan dan akhirnya mengarah pada metode ceramah. Semua siswa saya duduk terdiam dan terpaku menyaksikan dan mendengarkan saya ceramah bagai ustadzah. Dan yang paling penting adalah mulut saya terasa sangat lelah atau capek setelah pemberian materi selesai.
Pada pelajaran matematika model pembelajaran seperti tersebut sangat tidak dianjurkan. Model pembelajaran yang dianjurkan adalah siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Akhirnya saya teringat salah satu model pembelajaran yaitu Problem Possing dimana siswa disuruh membuat pertanyaan beserta jawabannya, yang saya rasa sangat cocok untuk menyampaikan materi tentang Puasa. Pada hari selanjutnya dengan kelas yang berbeda saya mencoba menerapkan model tersebut yang sudah dimodifikasi atau digabung dengan permainan cerdas cermat.
Pada satu kelas saya bagi menjadi 4 kelompok, agar lebih mudah dan cepat saya pilih satu deret bangku sebagai satu kelompok. Masing-masing kelompok saya beri nama sebagai regu A, regu B, regu C dan Regu D. Masing-masing siswa menuliskan sebuah pertanyaan tentang puasa beserta jawabannya disertai nama regunya. Setelah selesai pertanyaan dikumpulkan dan saya seleksi barangkali ada pertanyaan yang sama, bila ada yang sama maka siswa harus mengganti dengan pertanyaan yang lain. Setelah semua persiapan selesai maka quis atau permainan cerdas cermat dimulai. Bila saya bacakan pertanyaan dari regu A, maka regu A tidak berhak menjawab, yang berhak menjawab adalah regu B, regu C dan regu D, sedangkan regu A bertindak sebagai Juri atas pertanyaan tersebut. Bila jawaban betul diberi nilai 100 dan bila jawaban salah dikurangi 100. Bila pembuat pertanyaan memberi jawaban yang salah juga dikurangi 100. Penilaian ditulis di papan tulis sehingga semua anggota regu bisa membaca. Ternyata metode problem possing yang saya modifikasi sangat berhasil. Semua siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing regu, bila ada sedikit perbedaan pendapat para siswa juga adu argumentasi untuk mempertahankan pendapatnya masing-masing. Pada saat-saat tertentu saya juga membahas atau mengulas jawaban-jawaban ataupun pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing regu. Walaupun itu hanyalah permainan cerdas cermat, tetapi para siswa sangat bersungguh-sungguh dalam melaksanakan atau para siswa benar-benar sangat bersaing untuk memperoleh nilai. Suasana kelas yang pada hari sebelumnya terasa sepi menjadi ramai dan semarak. Dengan model pembelajaran yang saya lakukan, siswa merasa terlibat karena mereka sendiri yang menuliskan atau membuat pertanyaan dan siswa juga sangat antusias karena mereka berlomba untuk tampil sebagai pemenang. Pada awal permainan disepakati bahwa yang menang akan diberi hadiah namun tidak disebutkan hadiahnya. Ketika waktu tatap muka selesai ditandai dengan bunyi bel, beberapa siswa merasa agak kecewa terutama jika nilai yang diperoleh regunya kecil atau sedikit, dilain pihak siswa bersorak kegirangan ketika mengetahui bahwa regunya tampil sebagai pemenang. Akhir pelaksanaan, regu sebagai pemenang dimohon tampil kedepan untuk menerima hadiah yaitu harap menyanyikan sebuah lagu. Suasana semakin meriah jika siswa dari regu lain juga ikut-ikutan bernyanyi. Saat berpisah wajah para siswa terlihat berbinar dan bahagia, sebagai guru saya juga merasa sangat puas. Semoga pengalaman saya ini bermanfaat bagi teman-teman yang lain terutama mata pelajaran sosial yang biasanya merasa lelah karena terlalu banyak bicara atau ceramah. Tentu saja untuk pelaksanan pada mata pelajaran bisa dimodifikasi dalam bentuk lain, saya juga berharap dengan model pembelajaran ini siswa lebih giat belajar karena siswa harus menguasai materi agar bisa membuat pertanyaan beserta jawabannya.
Musni Yuliastuti,
Guru di Kabupaten Malang.